And Enjoyed...

Selasa, 21 September 2010

Cara Memandang Kehidupan Yang Lebih baik

Hari ini aku sedang membaca sebuah buku yang sangat bagus banggetzz menurutku "judulnya : menjadi seorang yang berpengaruh" dan berikut ini adalah cupllikan dari beberapa isi yang aku kutip.. karena aku pikir ini akan menjadi suatu berkat untuk orang lain dalam memandang kehidupan yang lebih baik.

Based On True Story.....

Jim dan Nancy memiliki seorang anak bernama Eric, sayangnya anak mereka terlahir bukan dalam kondisi yang normal namun dalam keadaan cacat, saat ini anaknya udah mulai beranjak dewasa, namun mereka belajar untuk memberi kepercayaan kepada anaknya dan itu memberikan suatu dampak yang positif...

berikut kutipannya...

"Kalau kita mempunyai anak yang cacat, batin kita selalu berperang. Di satu pihak, kita mau memberikan kesempatan pada anak untuk mencoba hal-hal yang baru  dan di lain pihak ada kecendrungan untuk terlalu melindunginya agar jangan sampai mendapat kekecewaan atau kegagalan.
Begitu pulalah sikap kami pada Eric, Eric ini gerakannya agak terbatas karena dia kemana-mana menggunakan kursi roda. Selain itu tangan kanannya juga hampir tak bisa di gunakan. Tetapi, jiwa Eric sangat positif. Jadi, kalau ada pikiran  untuk mencoba hal-hal yang baru untuknya, yang biasanya merasa ragu-ragu itu adalah kami, bukan Eric.

Kurang lebih lima tahun yang lalu, Nancy berkeinginan untuk membawa Eric bermain Ski. Sebelumnya, ia mendengar kabar dari seorang temannya bahwa  ada suatu tempat di negara bagian Utah, tepatnya di park city, bernama National  Ability Center. di tempat ini ditawarkan berbagai fasilitas olahraga sekaligus pelatihan khusus bagi orang-orang cacat yang ingin berolah raga.. Nancy berpikir ada baiknya bagi Eric untuk meningkatkan harga dirinya.

saya akui, saya agak pesimis pada awalnya, saya sudah tahu bagaimana sulitnya ski di atas salju ini, karena saya sendiri pernah belajar. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana mungkin Eric harus meluncur dari atas gunung yang tingginya mencapai kurang lebih 3335 meter. Apa lagi kalau memikirkan kalau ia jatuh, lalu kepalanya cedera. Apa dia harus dioperasi otak lagi??? Tetapi Nancy percaya Eric mampu. karena itulah kami jadi berangkat untuk mencoba.

Saat kami mengisi formulir sebagai persyaratan administrasi, kami sangat terkejut ketika membaca kalimat yang berbunyi " kegiatan ini mengandung resiko. Peserta bisa mengalami kecelakaan parah, cacat ataupun tewas." kami bertambah cemas karena resikony jelas memang ada. Tapi, Eric sudah terlanjur sangat tertarik. Dan kami tidak ingin mengecilkan hatinya.

Akhirnya Eric bersama pelatihnya Stephanie menuju ke lereng bukit dan memulai untuk meluncur ke bawah bukit. sepuluh menit kemudian kami di buat senang campur kagum, melihat Eric meluncur ke bawah bukit dengan senyuman yang menghiasi wajahnya. Kami sangat bangga padanya. Saya tepuk-tepuk punggunya, seraya berkata dalam hati berkata, eh lumayan juga

selama masa liburan itu, setiap hari Eric meluncur dengan skinya. Suatu hari, setelah ia selesai, ia berkata pada kami " hari ini saya tidak pergi dengan stephanie."
"oh ya??," kata nancy. "memangnya dengan siapa?"
"Dengan orang berkaki satu," jawab Eric.
"Apa????" kata Nancy terkejut. "Apa maksud kamu??"
"iya," kata Eric, "ditemani orang yang hanya punya satu kaki." Lalu Eric tersenyum dan berkata, "mau tahu kenapa dia kehilangan satu kakinya?? karena terimpa bongkahan salju!" "

...................................................................
Silahkan simpulkan sendiri dan memetik hikmah dari cerita tersebut, bila anda berada pada posisi tersebut apa yang anda lakukan ????

kita belajar satu hal bahwa ;

"kalau kita pasrah saja menerima apa adanya tanpa mau mengambil resiko, itu bukan hidup namanya." Jika anda mau menanamkan KEPERCAYAAN kepada orang lain,  berarti anda menolongnya untuk memanfaatkan  sebaik mungkin potensi yang ia miliki. Akhirnya, anda akan jadi orang yang berpengaruh bagi hidupnya."

God Bless..

0 komentar:

Posting Komentar

Please be Polite with your comment..